Kamis, 12 Juli 2012

Nanoteknologi


Nanoteknologi dan Peluangnya di Indonesia
Dewasa ini,masyarakat sudah banyak yang mencari-cari informasi dan fungsi dari perkembangan teknologi di dunia yang sudah sangat pesat. Diawali dari pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana yang tentunya memudahkan kita untuk beraktivitas sehari-hari,seperti penemuan roda pada kendaraan yang memudahkan orang untuk bepergian lintas daerah yang terbilang cukup jauh,hingga yang baru-baru ini yaitu inovasi gadget seperti mesin cetak,telepon,handphone,internet,dan lainnya yang mempermudah seseorang untuk berkomunikasi antarkota,wilayah,bahkan dalam global. Teknologi tersebut sampai saat ini terus berkembang dan menjadikan persaingan yang sengit dan panas dingin antara para pengembang atau inventor teknologi itu. Sama halnya dengan nanoteknologi yang sedang marak-maraknya diincar para inventor untuk memperkaya inovasi nanoteknologi di daerahnya ataupun untuk di sebarluaskan atau diperdagangkan dan dipasarkan dalam skala global untuk menambah devisa negara. Nano itu sendiri adalah ukuran kecil yang memberikan sifat atau karakter material yang sangat berbeda dibandingkan dengan ukuran mikro. Dalam hukum kecepatan reaksi disebutkan,jika dua zat reaktan di reaksikan dalam suatu wadah,semakin luas areal permukaan semakin cepat pula partikel-partikel kedua zat tersebut berinteraksi dengan sekitar. Sama halnya dengan ukuran nano yang sangat kecil akan memberikan partikel-partikel yang lebih banyak sehingga lebih efisien untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dibandingkan dengan ukuran mikro yang berukuran 1000 kali ukuran nano. Sebagai contoh konkrit,ketika kita memasukkan gula batu dan gula pasir dengan volum yang sama kedalam dua gelas teh yang masing-masing memiliki suhu yang sama,dan yang terjadi adalah gula pasir lebih cepat larut dalam teh,karena partikel-partikel gula pasir tersebut memiliki luas yang lebih besar dibandingkan gula batu. Apa itu nanoteknologi,apa dampak yang ditimbulkan dalam penerapannya,lalu apa peluangnya untuk indonesia dalam inovasi nanoteknologi itu, banyak sekali potensi indonesia dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar yang akan kita akan bahas satu persatu.
Nanoteknologi adalah studi mengenai prinsip-prinsip fundamental dari molekul atau struktur dengan ukuran 1-100 nanometer dan penerapan struktur-struktur berskala nanometer tersebut menjadi divais-divais yang berguna. Cikal bakal dari ilmu ini adalah gagasan Profesor Richard Feynman melalui kuliah umumnya yang berjudul ”There’s Plenty of Room at the Bottom”. Ia memberikan usulan ide bahwa semua benda dapat dimanipulasikan menjadi sangat kecil dengan membuatnya atom peratom. Ini adalah hal yang menarik karena jika setiap benda di manipulasi menjadi peratom,maka akan lebih efisien untuk penyimpanan-penyimpanan data dan peralatan yang membutuhkan tempat atau aplikasi yang lebih banyak agar mengurangi pemakaian energi yang terlalu besar,sehingga biaya yang dibutuhkan pun makin kecil,dan jika biaya yang dibutuhkan makin kecil akan besar pula kemungkinan alat tersebut di produksi dalam jumlah besar dan dipasarkan di dunia. Beberapa yang bisa menggunakan prinsip nanoteknologi yaitu Nanofibers untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan otot jantung dalam ilmu kedokteran,Catode Ray Tube(CRT) yang di publikasikan J.J.Thompson untuk memisahkan partikel individual yang menyusun atom-atom sebagai asal mula penelitian komposisi atom yang terdiri dari proton,neutron,dan elektron,Nanolithography yang bisa membuat sebuah lukisan dalam ukuran 8 micrometer,Nanocoatings untuk menyelubungi kapsid sebuah virus untuk mencegah adsorpsi ke sel inang,serta sebuah DVD yang bisa menyimpan jutaan film. Saya berpikir,jika di Indonesia dan lingkungan sekitar kita tinggal diterapkan nanoteknologi dalam jangka panjang akan memberikan perubahan yang signifikan terhadap industri dan kehidupan masyarakat lingkungan kedepannya,ini karena saat ini sudah banyak sekali industri di dunia yang mulai menerapkannya sedangkan indonesia sendiri masih prematur terhadap teknologi ini dibanding negara-negara ASEAN lainnya. Tentunya penerapan nanoteknologi ini juga memiliki dampak terhadap penggunanya.
Dampak dari penggunaan nanoteknologi di Indonesia ialah bisa mengembangkan keunggulan dari sumber daya alam yang dimiliki,diantaranya seperti mineral pasir besi,kuarsa,tembaga,dan emas untuk nanomaterial untuk meningkatkan daya saing produk lokal,sehingga dapat menghasilkan masukan ke devisa negara. Sedangkan jika kita tidak bijak dalam penggunaan nanoteknologi ini dan gagal mengembangkan produk-produk berbasis nanoteknologi,dampaknya akan sangat parah seperti dalam aa-nanoteknologi.blogspot.com menyebutkan, Indonesia akan mengalami kehilangan tambahan sebesar Rp10 triliun pertahun sedangkan kebutuhan untuk melakukan riset nanoteknologi sebesar Rp4-10 triliun. Dampak negatif itu tentunya harus segera di antisipasi dengan cara mempelajari nanoteknologi dengan baik dan benar. Dampak positif untuk Indonesia sendiri adalah mendapat apresiasi dan penghargaan dari beberapa negara maju lainnya,seperti yang sudah dilakukan beberapa anak bangsa yang mampu mengembangkannya,yaitu menampilkan plastik pengemas dan komponen elektrolit padat pada fuel cell dengan menggunakan komposit nano berbahan polimer,bahan pengemas ini kedap air dan udara,sedangkan pada elektrolitnya menghantarkan panas yg lebih baik. Lain dari itu,peneliti dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Kementrian Peindustrian berhasil membuat cat dari precipitated calcium carbonate (PCC). Serta,Nanosilika yang behasil dibuat pusat penelitian fisika terapan lembaga ilmu pengetahuan indonesia(LIPI),yang menemukan beton yang kekuatannya dua kali lebih kuat dari beton biasanya. Tentunya dengan adanya anak-anak bangsa yang terus bekarya dalam nanoteknologi ini akan berdampak positif untuk kemajuan industri di Indonesia,dengan begitu indonesia bisa menjadi salah satu negara yang memiliki daya saing tinggi dalam bidang teknologi khususnya dalam nanoteknologi. Karena sampai saat ini Indonesia masih dikatakan prematur dalam hal teknologi meskipun banyak produsen-produsen teknologi dari luar yang memasarkan produknya di Indonesia. Apa kita termasuk orang yang hanya mengonsumsi dan mengamati saja?,tanpa peduli bahwa negara kita sedang dijajah teknologi?,tentu kita sebagai anak bangsa harus ikut berkontribusi,berkarya di lingkungan sekitar maupun dalam pengembangan nanoteknologi yang bermanfaat di tanah air ini dan tidak membiarkan negara ini tertinggal masalah teknologi yang sedang marak-maraknya di incar para inventor teknologi.
Sebenarnya nanoteknologi sudah di teliti sejak tahun 2000,di Indonesia memiliki banyak peluang potensi,baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Indonesia sendiri ternyata dapat menjadi sumber pengembangan nanomaterialis yang tidak ada habisnya. Sebagai contoh,ternyata rumput laut di Indonesia sangat berpotensial sebagai penyerap hidrogen. Gas hidrogen adalah bahan bakar bagi sel tunam(fuel cell),yang mampu menghasilkan listrik didalam kendaraan-kendaraan bermotor listrik atau gabungan antara mesin-listrik (hybrid vehicle). Tentunya menjadi peluang Indonesia karena negara-negara seperti Jepang,USA,dan negara-negara Eropa sangat identik dengan emisi gas buang yang sekarang menipis(minyak bumi,batubara,gas alam). Demikian pula dengan obat-obatan tradisional yang dapat dikemas dalam bentuk partikel-partikel dengan ukuran nano agar efek penyembuhan menjadi lebih cepat dengan prinsip kecepatan reaksi. Selain itu juga dapat memanfaatkan potensi kerang,kulit udang sebagai template atau cetakan bagi material-material dengan struktur nano berketeraturan tinggi yang sangat diperlukan dalam dunia elektronik,optik,dan fotokatalisis. Bahkan,di pesisir selatan pulau Jawa dan kepulauan Bangka-Belitung ternyata memiliki kandungan titanium dioksida. Titanium dioksida adalah salah satu bahan semi konduktor oksida yang memiliki peranan penting bagi berbagai material seperti sensor,keramik canggih,transduser,sel surya,fotokatalis,lapisan anti gores,anti bakteri dan masih banyak lagi pastinya yang ada di tanah air ini. Saat ini memang sudah banyak inovasi nanoteknologi di indonesia,seperti di bidang tekstil,keramik,elektronik,da kimia. Sayangnya itu semua masih merupakan produk impor karena biaya untuk riset yang terlalu besar. Semua potensi nano material yang ada di bumi Indonesia ini harus kira manfaatkan sebaik-baiknya,dipergunakan secara bijaksana,dan jangan sampai negara lain yang justru meng-eksploitasi kekayaan potensi nanomaterial yang ada di tanah air kita dan sudah saatnya para generasi muda untuk melanjutkan untuk terus berkarya dalam nanoteknologi.

Jadi,kita sebagai generasi muda dalam melihat potensi-potensi nanomaterial yang ada di Indonesia dan contoh real dari beberapa negara yang sudah menerapkannya,kita harus menyikapinya dengan bijaksana,pahamilah baik-baik mengenai nanoteknologi agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat fatal terhadap perekonomian Indonesia. Karena,bagaimanapun kita sebagai anak bangsa harus membangun negeri ini,menjadi negeri yang makmur,dan rakyatnya sejahtera. Nanomaterial yang ada di Indonesia sangat berpotensi untuk industri besar berbasis nanoteknologi yang memiliki daya saing tinggi dengan memanfaatkan kekayaan alam yang kita miliki. Tentunya,itu semua bermula dari pengembangan dan kesadaran dari lingkukan sekitar untuk tidak hanya menggunakan. Jangan biarkan kita sebagai pribadi yang hanya mengamati dan konsumtif,padahal kita hanya dijajah oleh produk-produk impor. Kita harus terus berkarya dalam pembangunan negeri ini,khususnya pada nanoteknologi yang menjadi incaran para inventor dewasa ini yang dimulai dari kesadaran lingkungan sekitar akan inovasi seperti mencari-cari informasi tentang nanoteknologi,bahkan bukan hanya nanoteknologi,tapi seluruh teknologi yang bisa menyejahterakan lingkungan itu.