Nanoteknologi dan Peluangnya di
Indonesia
Dewasa ini,masyarakat sudah banyak yang
mencari-cari informasi dan fungsi dari perkembangan teknologi di dunia yang sudah
sangat pesat. Diawali dari
pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana yang tentunya
memudahkan kita untuk beraktivitas sehari-hari,seperti penemuan roda pada
kendaraan yang memudahkan orang untuk bepergian lintas daerah yang terbilang
cukup jauh,hingga yang baru-baru ini yaitu inovasi gadget seperti mesin
cetak,telepon,handphone,internet,dan lainnya yang mempermudah seseorang untuk
berkomunikasi antarkota,wilayah,bahkan dalam global. Teknologi tersebut sampai saat ini terus
berkembang dan menjadikan persaingan yang sengit dan panas dingin antara para
pengembang atau inventor teknologi itu. Sama halnya dengan nanoteknologi yang
sedang marak-maraknya diincar para inventor untuk memperkaya inovasi
nanoteknologi di daerahnya ataupun untuk di sebarluaskan atau diperdagangkan
dan dipasarkan dalam skala global untuk menambah devisa negara. Nano itu
sendiri adalah ukuran kecil yang memberikan sifat atau karakter material yang
sangat berbeda dibandingkan dengan ukuran mikro. Dalam hukum kecepatan reaksi
disebutkan,jika dua zat reaktan di reaksikan dalam suatu wadah,semakin luas
areal permukaan semakin cepat pula partikel-partikel kedua zat tersebut
berinteraksi dengan sekitar. Sama halnya dengan ukuran nano yang sangat kecil
akan memberikan partikel-partikel yang lebih banyak sehingga lebih efisien
untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dibandingkan dengan ukuran mikro
yang berukuran 1000 kali ukuran nano. Sebagai contoh konkrit,ketika kita
memasukkan gula batu dan gula pasir dengan volum yang sama kedalam dua gelas
teh yang masing-masing memiliki suhu yang sama,dan yang terjadi adalah gula
pasir lebih cepat larut dalam teh,karena partikel-partikel gula pasir tersebut
memiliki luas yang lebih besar dibandingkan gula batu. Apa itu nanoteknologi,apa
dampak yang ditimbulkan dalam penerapannya,lalu apa peluangnya untuk indonesia
dalam inovasi nanoteknologi itu, banyak sekali potensi indonesia dan
pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar yang akan kita akan bahas satu persatu.
Nanoteknologi adalah studi mengenai
prinsip-prinsip fundamental dari molekul atau struktur dengan ukuran 1-100
nanometer dan penerapan struktur-struktur berskala nanometer tersebut menjadi
divais-divais yang berguna. Cikal bakal dari ilmu ini adalah gagasan Profesor
Richard Feynman melalui kuliah umumnya yang berjudul ”There’s Plenty of Room at the Bottom”. Ia memberikan usulan ide
bahwa semua benda dapat dimanipulasikan menjadi sangat kecil dengan membuatnya
atom peratom. Ini adalah hal yang menarik karena jika setiap benda di
manipulasi menjadi peratom,maka akan lebih efisien untuk
penyimpanan-penyimpanan data dan peralatan yang membutuhkan tempat atau
aplikasi yang lebih banyak agar mengurangi pemakaian energi yang terlalu
besar,sehingga biaya yang dibutuhkan pun makin kecil,dan jika biaya yang
dibutuhkan makin kecil akan besar pula kemungkinan alat tersebut di produksi
dalam jumlah besar dan dipasarkan di dunia. Beberapa yang bisa menggunakan
prinsip nanoteknologi yaitu Nanofibers untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan otot jantung dalam ilmu kedokteran,Catode Ray Tube(CRT) yang di
publikasikan J.J.Thompson untuk memisahkan partikel individual yang menyusun
atom-atom sebagai asal mula penelitian komposisi atom yang terdiri dari
proton,neutron,dan elektron,Nanolithography yang bisa membuat sebuah lukisan
dalam ukuran 8 micrometer,Nanocoatings untuk menyelubungi kapsid sebuah virus
untuk mencegah adsorpsi ke sel inang,serta sebuah DVD yang bisa menyimpan
jutaan film. Saya berpikir,jika di Indonesia dan lingkungan sekitar kita
tinggal diterapkan nanoteknologi dalam jangka panjang akan memberikan perubahan
yang signifikan terhadap industri dan kehidupan masyarakat lingkungan kedepannya,ini
karena saat ini sudah banyak sekali industri di dunia yang mulai menerapkannya
sedangkan indonesia sendiri masih prematur terhadap teknologi ini dibanding
negara-negara ASEAN lainnya. Tentunya penerapan nanoteknologi ini juga memiliki
dampak terhadap penggunanya.
Dampak dari penggunaan nanoteknologi di Indonesia
ialah bisa mengembangkan keunggulan dari sumber daya alam yang dimiliki,diantaranya
seperti mineral pasir besi,kuarsa,tembaga,dan emas untuk nanomaterial untuk
meningkatkan daya saing produk lokal,sehingga dapat menghasilkan masukan ke
devisa negara. Sedangkan jika kita tidak bijak dalam penggunaan nanoteknologi
ini dan gagal mengembangkan produk-produk berbasis nanoteknologi,dampaknya akan
sangat parah seperti dalam aa-nanoteknologi.blogspot.com menyebutkan, Indonesia
akan mengalami kehilangan tambahan sebesar Rp10 triliun pertahun sedangkan
kebutuhan untuk melakukan riset nanoteknologi sebesar Rp4-10 triliun. Dampak
negatif itu tentunya harus segera di antisipasi dengan cara mempelajari
nanoteknologi dengan baik dan benar. Dampak positif untuk Indonesia sendiri
adalah mendapat apresiasi dan penghargaan dari beberapa negara maju lainnya,seperti
yang sudah dilakukan beberapa anak bangsa yang mampu mengembangkannya,yaitu
menampilkan plastik pengemas dan komponen elektrolit padat pada fuel cell
dengan menggunakan komposit nano berbahan polimer,bahan pengemas ini kedap air
dan udara,sedangkan pada elektrolitnya menghantarkan panas yg lebih baik. Lain
dari itu,peneliti dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Kementrian
Peindustrian berhasil membuat cat dari precipitated calcium carbonate (PCC).
Serta,Nanosilika yang behasil dibuat pusat penelitian fisika terapan lembaga
ilmu pengetahuan indonesia(LIPI),yang menemukan beton yang kekuatannya dua kali
lebih kuat dari beton biasanya. Tentunya dengan adanya anak-anak bangsa yang
terus bekarya dalam nanoteknologi ini akan berdampak positif untuk kemajuan
industri di Indonesia,dengan begitu indonesia bisa menjadi salah satu negara
yang memiliki daya saing tinggi dalam bidang teknologi khususnya dalam
nanoteknologi. Karena sampai saat ini Indonesia masih dikatakan prematur dalam
hal teknologi meskipun banyak produsen-produsen teknologi dari luar yang
memasarkan produknya di Indonesia. Apa kita termasuk orang yang hanya
mengonsumsi dan mengamati saja?,tanpa peduli bahwa negara kita sedang dijajah
teknologi?,tentu kita sebagai anak bangsa harus ikut berkontribusi,berkarya di
lingkungan sekitar maupun dalam pengembangan nanoteknologi yang bermanfaat di
tanah air ini dan tidak membiarkan negara ini tertinggal masalah teknologi yang
sedang marak-maraknya di incar para inventor teknologi.
Sebenarnya nanoteknologi sudah di teliti sejak
tahun 2000,di Indonesia memiliki banyak peluang potensi,baik dari segi sumber
daya alam maupun sumber daya manusia. Indonesia sendiri ternyata dapat menjadi
sumber pengembangan nanomaterialis yang tidak ada habisnya. Sebagai contoh,ternyata rumput laut di
Indonesia sangat berpotensial sebagai penyerap hidrogen. Gas hidrogen adalah
bahan bakar bagi sel tunam(fuel cell),yang mampu menghasilkan listrik didalam
kendaraan-kendaraan bermotor listrik atau gabungan antara mesin-listrik (hybrid
vehicle). Tentunya menjadi
peluang Indonesia karena negara-negara seperti Jepang,USA,dan negara-negara
Eropa sangat identik dengan emisi gas buang yang sekarang menipis(minyak
bumi,batubara,gas alam). Demikian pula dengan obat-obatan tradisional yang dapat
dikemas dalam bentuk partikel-partikel dengan ukuran nano agar efek penyembuhan
menjadi lebih cepat dengan prinsip kecepatan reaksi. Selain itu juga dapat
memanfaatkan potensi kerang,kulit udang sebagai template atau cetakan bagi
material-material dengan struktur nano berketeraturan tinggi yang sangat
diperlukan dalam dunia elektronik,optik,dan fotokatalisis. Bahkan,di pesisir
selatan pulau Jawa dan kepulauan Bangka-Belitung ternyata memiliki kandungan
titanium dioksida. Titanium dioksida adalah salah satu bahan semi konduktor
oksida yang memiliki peranan penting bagi berbagai material seperti
sensor,keramik canggih,transduser,sel surya,fotokatalis,lapisan anti gores,anti
bakteri dan masih banyak lagi pastinya yang ada di tanah air ini. Saat ini memang sudah banyak inovasi
nanoteknologi di indonesia,seperti di bidang tekstil,keramik,elektronik,da
kimia. Sayangnya itu semua
masih merupakan produk impor karena biaya untuk riset yang terlalu besar. Semua
potensi nano material yang ada di bumi Indonesia ini harus kira manfaatkan
sebaik-baiknya,dipergunakan secara bijaksana,dan jangan sampai negara lain yang
justru meng-eksploitasi kekayaan potensi nanomaterial yang ada di tanah air
kita dan sudah saatnya para generasi muda untuk melanjutkan untuk terus berkarya
dalam nanoteknologi.
Jadi,kita sebagai generasi muda dalam melihat
potensi-potensi nanomaterial yang ada di Indonesia dan contoh real dari
beberapa negara yang sudah menerapkannya,kita harus menyikapinya dengan bijaksana,pahamilah
baik-baik mengenai nanoteknologi agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat
fatal terhadap perekonomian Indonesia. Karena,bagaimanapun kita sebagai anak
bangsa harus membangun negeri ini,menjadi negeri yang makmur,dan rakyatnya
sejahtera. Nanomaterial yang ada di Indonesia sangat berpotensi untuk industri
besar berbasis nanoteknologi yang memiliki daya saing tinggi dengan
memanfaatkan kekayaan alam yang kita miliki. Tentunya,itu semua bermula dari
pengembangan dan kesadaran dari lingkukan sekitar untuk tidak hanya
menggunakan. Jangan biarkan kita sebagai pribadi yang hanya mengamati dan
konsumtif,padahal kita hanya dijajah oleh produk-produk impor. Kita harus terus
berkarya dalam pembangunan negeri ini,khususnya pada nanoteknologi yang menjadi
incaran para inventor dewasa ini yang dimulai dari kesadaran lingkungan sekitar
akan inovasi seperti mencari-cari informasi tentang nanoteknologi,bahkan bukan
hanya nanoteknologi,tapi seluruh teknologi yang bisa menyejahterakan lingkungan
itu.